Kamis, 03 Juni 2010

Ringkasan Cerita Léng (Oleh: Dicky Panca Aulia)

Pada sebuah makam leluhur, dengan nama Makam Kyai Bakal yang terletak di desa Bakalan. Letak makam tersebut berdekatan dengan sebuah pabrik yang masih aktif berproduksi. Di area makam tersebut terdapat penghuni tetap, yang sudah lama tinggal di makam itu, yakni Pak Rebo sebagai juru kunci dan Mbok Senik yang bekerja sebagai tukang pijet. Bongkrek adalah warga daerah makam yang rumahnya tak jauh dari makam tersebut. Ada juga seorang pelacur yang bernama Kecik, serta Janaka, pemuda yang sedang menjalani lelaku/tapa semedi di makam tersebut. Sedangkan di pabrik, di dalam kantor direktur terdapat dua orang penghuni, yakni: Juragan yang sedang trauma berat yang ditemani abdinya yang bernama Bedor.

Suara pabrik setiap hari menderu, tidak ada merdunya sekali pun. Para warga yang berdomisili dan beraktivitas di daerah makam merasa terganggu. Sampai-sampai suara Pak Rebo saat membaca doa pun lenyap abis oleh deru suara mesin pabrik. Bongkrek mantan mandor pabrik tersebut sangat emosi melihat sikap pabrik yang tak tahu aturan. Hati Bongkrek sakit, Bongkrek tak kuasa menahan emosi, namun Mbok Senik selalu menasehati untuk menahan diri.

Di sela-sela keluh kesah warga di sekitar makam, di dalam kantor direktur, Juragan merasa ketakutan terhadap sekelilingnya. Seakan-akan banyak oarng yang akan membunuhnya, namun Bedor selalu setia menemani Juragan. Sosok Juragan sebagai direktur pabrik, memang mempunyai rencana untuk melebarkan area pabriknya. Tanah Bongkrek dan area makam tersebut menjadi sasaran utama untuk di kuasai dengan cara apapun, tapi tak semudah itu untuk mendapatkannya. Bongkrek dianggap salah satu lawan besar yang selalu menghalang-halangi rencananya.

Bongkrek begitu tegar dalam membela tanahnya meski nyawa menjadi taruhan. Bongkrek menjadi buronan antek-anteknya Juragan. Suatu saat, kesabaran Bongkrek habis. Tatkala istrinya minta cerai, kemudian tanahnya di jual oleh istrinya kepada pabrik untuk membeli obat anak meski begitu anaknya tak tertolong. Kemarahan Bongkrek semakin menjadi. Bermodal keberanian, Bongkrek pergi menuju pabrik dengan niat membunuh juragan. Pada saat itu pula keadaan pabrik sedang gawat, mesin pendinginnya macet, disusul ledakan yang mengakibatkan kebakaran. Kedatangan Bongkrek di pabrik di sambut dengan tembakan pistol dan akhirnya terjadi kebakaran. Bongkrek tertembak mati, pabrik terbakar habis. Selang beberapa waktu Juragan sudah bisa menguasai tanahnya Bongkrek dan area makam, rencana pelebaraan pabrik akan segera di laksanakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar